prediksi janda sdy

prediksi janda sdy,erek erek 2d gambar lengkap,prediksi janda sdyJakarta, CNN Indonesia--

Alien: Romulus berhasil membangkitkan gairah waralaba Alien yang tak kunjung menghasilkan tontonan menjanjikan setelah merilis berbagai sekuel, spin-off, hingga crossover.

Sutradara Fede Álvarez tidak hanya menyuguhkan cerita dari perspektif baru, tetapi juga mengeksekusi dengan nuansa megah selagi tetap merawat akar cerita Alien.

Tugas yang membebani pundak Fede Álvarez tidak main-main. Ia dibayangi ekspektasi dari sang empu, Ridley Scott, yang kini bertindak sebagai salah satu produser.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayang-bayang lain juga muncul dari sineas besar di balik rilisan Alien terdahulu, seperti James Cameron dan David Fincher.

Namun, sutradara asal Uruguay itu nyatanya berhasil membuktikan bahwa dirinya pantas bersanding dengan para sutradara kawakan tersebut.

[Gambas:Video CNN]



Álvarez menyuguhkan Alien: Romulus dengan resep yang berbeda dari rilisan lainnya. Ia memilih mengambil latar di antara dua film terbaik saga itu, yakni Alien (1979) dan Aliens (1986).

Cerita kemudian dipusatkan pada karakter-karakter baru. Sebuah langkah yang efektif untuk menghadirkan angin segar bagi cerita dan mengeksplorasi semesta Alien dari sudut pandang lain.

Keputusan ini bagi saya juga berhasil menarik pasar baru bagi saga Alien, terutama karena nyaris semua pemeran utama Alien: Romulus adalah aktor Gen Z.

(L-R): Cailee Spaeny as Rain Carradine and David Jonsson as Andy in 20th Century Studios' ALIEN: ROMULUS. Photo by Murray Close. © 2024 20th Century Studios. All Rights Reserved.Rain (Cailee Spaeny) dan Andy (David Jonsson) di film Alien: Romulus. (20th Century Studios/Murray Close)

Fede Álvarez juga piawai dalam meramu dosis cerita Alien: Romulus sehingga dapat dicerna berbagai kalangan. Ia menjangkau generasi baru dengan cerita yang benar-benar baru.

Alien: Romulus tetap dapat disaksikan orang awam karena ceritanya tidak begitu terikat dengan plot utama. Penjelasan tentang cara kerja semesta itu juga dijabarkan, meski ada beberapa istilah yang terlalu ilmiah hingga menjelimet.

REVIEW FILM
  • Review Film: Twisters
  • Review Film: Deadpool & Wolverine
  • Review Serial: House of the Dragon - Season 2

Di sisi lain, Fede Álvarez mengakomodasi fan waralaba Alien dengan tetap setia pada akar cerita. Ia menampilkan berbagai easter egghinggacallbackterhadap rilisan awal Alien.

Penghormatan terhadap cerita asli itu juga ditampilkan dengan cara yang tak kentara. Pendekatan itu berhasil menjaga penonton awam supaya tidak kebingungan, sementara para penggemar dapat bernostalgia sambil tersenyum.

Alien: Romulus juga dikemas dengan suguhan visual mengesankan. Rilisan ketujuh dari saga Alien itu kembali mengusung latar di stasiun luar angkasa, yang kini berada di stasiun bernama Renaissance.

Fede Álvarez tentu punya sumber daya yang jauh lebih melimpah dan modern dibanding saat Ridley Scott menggarap Alien 45 tahun lalu.

Namun, ia cukup paham dengan batas yang harus dipatuhi supaya nuansa retro futurismdi film ini tetap kental. Ia pun membuat berbagai objek dan teknologi Alien: Romulus tak terlalu fancy, bahkan cenderung manut dengan model Alien (1979) maupun Aliens (1986).


Lanjut ke sebelah...

Perbedaan yang cukup kontras baru tampak dari sinematografi hingga gaya pengambilan gambar. Adegan-adegan dalam cerita Alien: Romulus ditampilkan dengan banyak variasi yang cukup memanjakan mata.

Penuturan cerita Alien: Romulus juga terasa lebih efisien dan padat, terutama dibanding versi Ridley Scott yang cenderung slow burnsebelum kehadiran Xenomorph.

Lihat Juga :
5 Hal Penting Diketahui Sebelum Nonton Alien: Romulus

Selain itu, Fede Álvarez menyajikan adegan horor dan jumpscaremenegangkan dengan porsi yang lebih banyak. Kecenderungan ini bukan hal aneh mengingat rekam jejak Fede Álvarez sebagai sutradara film horor, seperti Evil Dead (2013) dan Don't Breathe (2016).

Ia berhasil membombardir penonton dengan adegan-adegan yang menegangkan sejak kemunculan Facehugger. Intensitas adegan horor itu semakin tinggi sepanjang cerita.

Pilihan Redaksi
  • Josh O'Connor-Cailee Spaeny Ikut Daniel Craig Bintangi Knives Out 3
  • Penjelasan Ending House of the Dragon Season 2
  • Jackie Chan, Bruce Lee, dan Cinta Seorang Stuntmen Kung Fu

Ketegangan itu melesat dalam babak ketiga, terutama ketika varian Xenomorph terbaru muncul mengancam nyawa Rain (Cailee Spaeny). Adegan itu, bagi saya, melengkapi cerita Alien: Romulus yang solid sejak awal.

Fede Álvarez bukan satu-satunya orang yang mengemban beban besar di Alien: Romulus. Film ini juga menjadi pertaruhan bagi Cailee Spaeny yang harus mengisi posisi Sigourney Weaver sebagai pemeran utama.

Cailee Spaeny mengambil langkah besar dalam kariernya ketika mengambil peran Rain di Alien: Romulus. Ia sulit lepas dari kesuksesan Weaver sebagai Ripley, apalagi karena kemiripan posisi mereka sebagai jantung cerita di film masing-masing.

Penampilan Sigourney Weaver sebagai Ellen Ripley sangat berkesan sepanjang saga Alien. Ia bahkan menjelma menjadi ikon film sci-fi era 1980-an hingga 1990-an.

Pengaruh besar Sigourney Weaver sangat sulit ditandingi siapa pun, apalagi jika dibandingkan dengan Cailee Spaeny yang kariernya seumur jagung.

Lihat Juga :
TILIKANKevin Feige dan Marvel pun 'Tunduk' di Hadapan Robert Downey Jr.

Namun, Cailee Spaeny membuktikan bahwa ia tak perlu menjadi "The Next Sigourney Weaver" di Alien: Romulus. Ia sukses menampilkan Rain dengan semangat anak muda yang nekat dan meletup-letup.

Spaeny juga nyaris tanpa celah ketika berakting dengan lawan main maupun saat harus bertahan hidup seorang diri melawan berbagai varian Xenomorph.

Capaian ini berhasil melanjutkan penampilan gemilang sang aktris satu tahun terakhir. Ia mencetak hattrickberkat akting apiknya di Priscilla (2023), Civil War (2024), dan Alien: Romulus (2024).

Cailee Spaeny as Rain Carradine in 20th Century Studios' ALIEN: ROMULUS. Photo courtesy of 20th Century Studios. © 2024 20th Century Studios. All Rights Reserved.Cailee Spaeny sebagai Rain Carradine di film Alien: Romulus. (20th Century Studios)

Dengan segala keunggulan itu, Alien: Romulus tetap punya catatan. Film ini rasanya belum mampu memberikan pengaruh besar untuk lanskap sci-fi horror Hollywood.

Sebab, Alien: Romulus tak punya adegan ikonis yang revolusioner, seperti ketika Chestbusters pertama kali mencuat dari dada Kane (John Hurt) di Alien (1979).

Namun, eksekusi film ini sudah cukup untuk melanjutkan dominasi blockbuster hit selama musim panas tahun ini.

Alien: Romulus kemungkinan besar mampu meneruskan catatan Twisters (2024) hingga Deadpool & Wolverine (2024) yang telah menuai sukses di bioskop selama beberapa pekan terakhir.

Eksekusi apik yang ramah segala kalangan ini juga rasanya cukup menjamin kesuksesan box office Alien: Romulus selama beredar di layar lebar seluruh dunia.

[Gambas:Youtube]



Previous article:3 macan slot

Next article:rans888 slot